Sabtu, 01 Februari 2014

Cara Menahan / Meredam Rasa Marah

Cara Menahan / Meredam Rasa Marah

Cara Menahan /Meredam Emosi Kita
1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan
Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah, sekarang tukar posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta tentu jelas anda akan cengar-cengir sendiri.
2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman
Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang anda sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan.
3. Mencari Kesibukan Yang Disukai
Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, main ps2 winning eleven, bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca buku, chating, chayang-chayangan dengan kekasih pujaan hati, menulis artikel, nonton film box office, dan lain sebagainya. Hindari perbuatan bodoh seperti merokok, make narkoba, dan lain sebagainya.
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah pada sahabat, pacar / kekasih, isteri, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi, dan lain sebagainya.
5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi
Ketika pikiran anda mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah yang anda hadapi dan apa saja kira-kira jalan keluar atau solusi masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi beban pikiran anda.
6. Ingin Menjadi Orang Baik
Orang baik yang sering anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang yang kalau marah tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak bermaksud menyakiti orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti anda ingin dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya terserah anda.
7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada
Ketika rasa marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah maka bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi sesuatu yang tidak penting. Misalnya dalam hati berkata : ya ampun…. sama yang kayak begini aja kok bisa marah, nggak penting banget sich…
8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak
Sebelum marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan. Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele jangan dibesar-besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan.
9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup
Semakin banyak cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang perlu anda raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup anda setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius dan kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa depan anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang berharga.
10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah
Orang yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman sudah barang tentu sangat tidak baik. Kehidupan sosial orang tersebut akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang paling penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh besar anda dan jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk mengatasinya.
B. Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Orang Lain by organisasi.org :
Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika menghadapi orang yang sedang dilanda amarah agar masalah tidak menjadi semakin rumit. Cukup dengarkan apa yang ingin ia sampaikan dan jangan banyak merespon. Tenang dan jangan banyak hiraukan dan dimasukkan dalam hati apa pun yang orang marah katakan. Cukup ambil intinya dan buang sisanya agar kita tidak ikut emosi atau menambah beban pikiran kita.
Jika marahnya karena sesuatu yang kita perbuat maka kalau bukan kesalahan kita jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena kesalahan kita minta maaf saja dan selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan batin dan kesabaran dalam mengatasi semua kemarahannya. Lawan api dengan air, jangan lawan api dengan api. Semoga berhasil menjinakkan emosi rasa marah anda.

Sumber : http://menjagaemosi.blogspot.com/2012/08/cara-menahan-meredam-rasa-marah.html

Bagaimana Aku Bisa Mengatasi Stres



Seberapa streskah kamu?
  • Aku stres banget
  • Aku kewalahan
  • Aku bisa mengatasinya
  • Stres? Enggak pernah tuh
MENCOBA mengatasi stres itu sama seperti menghela peti kemas yang berat. Truk yang besar bisa menariknya dengan mudah. Tetapi, mobil tidak bisa. Beban seberat itu, bahkan untuk jarak dekat, bisa merusak mesinnya. Hal yang sama bisa terjadi dengan ”mesin”-mu kalau kamu terlalu stres.
Apakah situasi ini bisa diatasi? Tentu! Supaya tidak kehabisan tenaga, kamu perlu kurangi bebanmu atau tambah tenaga ”mesin”-mu. Sebenarnya, kamu bisa melakukan keduanya. Mari kita lihat caranya.

Kurangi Bebanmu

TANTANGANNYA: Jadwal yang terlalu padat.

”Ada saja yang minta tolong aku atau ngajak aku main padahal ada yang mesti aku lakukan. Sulit bagiku untuk menolaknya.”—Karina. *

JALAN KELUARNYA: Belajarlah untuk bilang tidak.

”Hikmat ada pada orang-orang yang bersahaja,” kata Alkitab. (Amsal 11:2) Kalau kamu bersahaja, atau menyadari keterbatasanmu, kamu sanggup bilang tidak jika bebanmu akan menjadi terlalu berat untuk dipikul.
Tentu, kamu tidak selalu bisa bilang tidak—misalnya, sewaktu orang tuamu mengingatkan tentang tugas-tugasmu di rumah! Tetapi, kalau kamu membiarkan semua orang menambah bebanmu, kamu akhirnya akan kewalahan. Truk yang paling besar pun punya batas beban.
Tips: Kalau kamu sulit menolak secara langsung, kamu bisa bilang, ”Lihat nanti, ya.” Lalu, sebelum memberi jawaban yang pasti, pikirkanlah, ’Apakah aku masih punya waktu dan energi untuk melakukannya?’

 TANTANGANNYA: Suka menunda.

”Kalau ada tugas yang kelihatannya sulit, aku suka mengulur-ulur waktu. Tapi, aku jadi kepikiran terus. Waktu aku akhirnya mulai mengerjakannya, aku harus buru-buru, dan ini bikin aku stres.”—Serena.

JALAN KELUARNYA: Mulai saja—walau kamu tidak langsung menyelesaikannya.

Alkitab menasihati, ”Jangan berlambat-lambat dalam pekerjaanmu.” (Roma 12:11) Menghadapi tugas yang berat saja sudah susah, buat apa menambah beban dengan menunda-nunda? Kamu malah akan memikul beban itu lebih lama lagi!
Supaya termotivasi, buatlah daftar tugas. Bagilah tugas yang besar menjadi beberapa bagian yang mudah ditangani. ”Aku suka bikin daftar,” kata wanita muda bernama Carol. ”Biasanya aku taruh hal-hal yang enggak aku suka di bagian awal, dan setelah itu beres, sisanya jadi lebih mudah. Tahu-tahu, aku sudah sampai pada hal-hal yang lebih menyenangkan!”
 Tips: Kalau kamu sulit memulai suatu tugas, pasang timer selama 10 atau 15 menit dan langsung kerjakan tugas itu. Begitu waktunya habis, kamu sudah mengerjakan sebagian tugas itu selama 10 atau 15 menit. Nah, karena kamu sudah memulainya, kamu mungkin heran bahwa tugas itu ternyata lebih gampang dilanjutkan.
Jangan berantakan! Kalau kamu harus mencari-cari PR-mu atau pakaian bersih di antara tumpukan barang yang tidak keruan, kamu bisa tambah stres. Supaya tidak tergesa-gesa di pagi hari, sisihkan waktu lima menit untuk merapikan barang-barangmu sebelum tidur

Tambah Tenaga ”Mesin”-mu



Pastikan agar ”mesin”-mu bisa mengatasi beban

Jaga kesehatanmu.

Para pakar setuju bahwa pola makan yang sehat, olahraga yang teratur, dan tidur yang cukup membuatmu bisa mengerjakan lebih banyak hal. * Jangan khawatir, menjaga kesehatan tidaklah terlalu sulit. Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah yang sederhana. Misalnya, tidur. Cobalah hal berikut.
  1. Tidur yang cukup. Tetapkan waktu yang teratur untuk tidur malam dan bangun pagi, setidaknya di hari sekolah atau hari kerja.
  2. Beri cukup waktu untuk membuat tubuh relaks. Jangan berolahraga tiga jam sebelum tidur, dan hindari camilan berat dan kafein menjelang tidur.
  3. Saat mau tidur, buatlah kamarmu menjadi gelap, tenang, dan nyaman.

Minta bantuan orang lain.

Jangan ragu untuk minta bantuan orang tua atau teman-temanmu. Apakah itu bermanfaat? Ya, riset menunjukkan bahwa dukungan secara emosi mengurangi risiko kerusakan jantung, pembuluh darah, dan sistem kekebalan tubuh akibat meningkatnya stres.
Temuan itu sesuai dengan Alkitab, yang mengatakan, ”Kekhawatiran dalam hati manusia itulah yang menyebabkan hatinya bungkuk, tetapi perkataan yang baik itulah yang membuat hatinya bersukacita.” (Amsal 12:25) Sewaktu kamu dilanda ”kekhawatiran”, sahabat yang sejati bisa memberimu ”perkataan yang baik”, atau anjuran, yang mungkin sangat kamu butuhkan agar bisa mengatasinya.
Masih butuh bantuan untuk menghadapi stres? Lihat pasal-pasal berikut dalam buku Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1 dan 2, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
JILID 1
  • Pasal 18: Bagaimana Aku Bisa Hadapi Stres di Sekolah?
  • Pasal 21: Bagaimana Aku Bisa Mengatur Waktu?
JILID 2

Siapakah Teman Sejatiku?





Kaum Muda Bertanya

Siapakah Teman Sejatiku?

”Cindy membuka wawasanku. Bersamanya, aku bisa kenal banyak orang dan mencoba hal-hal baru. Pokoknya seru deh. Persahabatan dengan Cindy benar-benar mengubah hidupku!”—Tara. *
Mustahilkah untuk punya persahabatan seperti itu? Jangan kecil hati. Kamu bisa menemukan teman sejati di sekitarmu. Artikel ini akan membantu kamu.
’TEMANKU banyak, tapi aku enggak punya sahabat.’ Itulah yang dikatakan Shania, 21 tahun, tentang perasaannya berada di antara orang banyak tetapi tidak merasa akrab dengan satu pun dari mereka. Perasaan itu bisa jadi sangat umum di antara orang-orang di jejaring sosial. ”’Daftar teman’ kita bisa jadi panjang banget dan kita kelihatan populer dan gaul,” kata Serena, 22 tahun, ”tapi kenyataannya, isinya cuma nama orang-orang yang tidak benar-benar kita kenal.” *
Mana yang lebih kamu sukai—ratusan nama dalam ’daftar teman’ atau beberapa sahabat sejati? Walau keduanya ada untungnya, teman sejatilah yang bisa membantu kamu melewati kesulitan dan bahkan bisa menganjurkan kamu menjadi orang yang lebih baik. (1 Korintus 16:17, 18) Nah, coba gunakan kriteria berikut untuk membantu kamu menentukan siapa di antara kenalanmu yang mungkin sudah menunjukkan sifat-sifat sahabat sejati.

TEMAN SEJATI DAPAT DIPERCAYA

”Temanku pernah curhat padaku, makanya aku pikir aku juga bisa curhat ke dia. Jadi, aku curhat deh kalau aku pernah naksir satu cowok. Eh, ternyata aku salah besar! Dia langsung cerita ke mana-mana!”—Belinda.
”Kalau sama Alan sih aku bebas cerita apa saja, dan aku yakin dia enggak bakal cerita ke mana-mana.”—Calvin.
Yang mana dari anak muda di atas yang punya teman sejati? Siapa di antara temanmu yang kamu rasa nyaman sebagai tempat mencurahkan perasaan? * Alkitab mengatakan bahwa ”teman sejati penuh kasih setiap waktu”.Amsal 17:17.




 Di bawah ini, tulis nama dua orang teman yang menurutmu bisa dipercaya.
  1. Joni
  2. Sherly

TEMAN SEJATI RELA BERKORBAN

”Dalam persahabatan, ada saatnya salah satu menjadi rapuh. Sahabat sejati tahu kapan kita butuh bantuan dan segera turun tangan untuk menolong. Nah, giliran dia yang butuh bantuan, kita pun pasti akan menolongnya.”—Kelly.
”Sewaktu Mama meninggal, aku dapat sahabat baru. Awalnya kami belum begitu akrab, tapi kami sudah punya rencana untuk sama-sama pergi ke acara pernikahan. Ternyata, pemakaman Mamaku bertepatan dengan hari pernikahan itu. Tapi, aku enggak nyangka, dia justru datang ke pemakaman, bukan ke pernikahan. Saat itulah, aku tahu dia sahabat sejati!”—Lena.
Siapa di antara temanmu yang menunjukkan semangat rela berkorban? Teman sejati tidak akan ”mencari keuntungan bagi diri sendiri, melainkan bagi orang lain”.1 Korintus 10:24.
Di bawah ini, tulis nama dua orang teman yang menurutmu terbukti rela berkorban.
  1. Yohanes Siregar
  2. ․․․․․

TEMAN SEJATI MEMBANTUMU JADI ORANG YANG LEBIH BAIK

”Ada yang enggak peduli sama prinsip atau hati nuraniku. Pokoknya aku harus loyal dan setuju-setuju saja. Itu namanya bukan sahabat sejati.”—Nadia.
”Kakakku sahabatku! Dia mendorong aku supaya berani coba hal-hal baru dan membantuku agar lebih supel. Walau kedengarannya enggak enak, dia ngomong apa adanya jika memang perlu.”—Amy.
”Kalau aku lagi punya problem, ada yang cuma nunggu sampai aku menyelesaikan sendiri masalahnya atau berusaha mengalihkan perhatianku. Mereka cuma bilang supaya aku cuekin masalahnya. Tapi, sahabatku justru menyuruh aku untuk tidak melupakan masalahnya; mereka kasih aku nasihat yang terus terang.”—Miki.
”Temanku melihat potensi dalam diriku yang tidak bisa dilihat orang lain dan dia mendorongku untuk meraih cita-citaku. Kalau perlu, dia bisa blak-blakan banget sama aku. Aku suka itu!”—Elaine.
Apakah teman-temanmu membantu kamu menjadi lebih baik, atau kamu malah menurunkan standarmu agar diterima? Amsal 13:20 berkata, ”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.”




Di bawah ini, tulis nama dua orang teman yang menurutmu telah membantumu menjadi orang yang lebih baik.
  1. Vincent (Guru studi)
  2. William 
  3. Gerry
  4. Samuel
  5.  Livi
  6. semua Sdr-i rohani ku 
Lihatlah nama-nama yang kamu tulis pada tiga bagian di atas. Kalau nama seseorang  muncul pada ketiga bagian itu, dialah teman sejati! Sebaliknya, kalau kamu kesulitan memikirkan siapa yang memenuhi kriteria di atas, jangan kecil hati. Boleh jadi calon teman sejatimu ada di sekitarmu. Mungkin hanya soal waktu untuk menemukan mereka. * Sementara itu, berbuatlah sebisa-bisanya untuk menjadi teman yang baik. ”Aku selalu siap menolong teman-temanku,” kata Elena, 20 tahun. ”Kalau mereka lagi butuh sesuatu, aku siap bantu. Kalau mereka lagi butuh teman bicara, aku siap dengar. Kalau mereka lagi sedih, aku siap hibur.”




Memang, kamu mungkin punya banyak kenalan, dan itu lebih baik daripada membatasi diri pada kelompok tertentu. (2 Korintus 6:13) Tetapi, bukankah kamu juga ingin punya beberapa teman sejati yang ”dilahirkan untuk waktu kesesakan”? (Amsal 17:17) ”Enak kenal banyak orang,” kata Jean, 20 tahun, ”tapi itu sama kayak punya lemari penuh baju yang bagus-bagus tapi enggak semuanya pas. Ujung-ujungnya, kita pasti cuma mau pakai baju yang cocok sama kita. Nah, begitu juga dengan teman sejati.”




Me And My Nephew at Jembatan SIborang ,Padang Sidimpuan

Foto Tanggal 31 Januari 2014 jam 8.30 ,jalan2 ke sini cari gorengan..hehehe..

Bagaimana Kalau Aku Merasa Tidak Diterima?


Orang bermain puzzle

Bagaimana Kalau Aku Merasa Tidak Diterima?


Yang bisa kamu lakukan

Pertama, kenali tipe orang yang kamu rasa paling sulit cocok denganmu.

Umur:

Aku tidak cocok dengan . . .
  • yang lebih muda
  • yang seumur
  • yang lebih tua

Kemampuan:

Aku tidak cocok dengan orang yang . . .
  • jago olahraga
  • berbakat
  • cerdas

Kepribadian:

Aku tidak cocok dengan orang yang . . .
  • percaya diri
  • populer
  • punya geng
Kedua, pilih pernyataan yang menggambarkan reaksimu kalau bersama orang yang kamu tandai di atas.
  • Pura-pura punya hobi atau kemampuan yang sama.
  • Tidak menggubris hobi mereka dan ngomong tentang hobiku sendiri.
  • Diam saja dan buru-buru cari alasan untuk pergi.
Ketiga, berinisiatiflah! Kamu tidak bisa selalu berharap orang mau mendekati kamu duluan, kadang-kadang kamulah yang perlu berupaya mendekati mereka. (Filipi 2:4) Caranya?
Jangan hanya cari teman yang seumur. Pikirkan: Mengapa kamu mengeluh tidak punya teman padahal kamu membatasi diri bergaul hanya dengan yang seumur? Itu ibarat mati kelaparan di pulau terpencil padahal ada ikan-ikan yang berenang di sekelilingmu!
Mama menganjurkan aku untuk ngobrol dengan orang yang lebih tua. Katanya aku bakal tahu bahwa aku ternyata punya banyak kesamaan dengan mereka. Mama benar; sekarang aku punya banyak teman!”—Helena, 20.
Kembangkan keterampilan bercakap-cakap. Kuncinya: (1) dengarkan, (2) ajukan pertanyaan, dan (3) tunjukkan minat yang tulus.—Yakobus 1:19.
Aku berusaha jadi pendengar dan bukan tukang bicara. Dan, sewaktu aku bicara, aku berusaha untuk tidak cerita tentang diri sendiri atau kejelekan orang lain.”—Serena, 18.
Kalau ada yang cerita tentang sesuatu yang aku kurang ngerti, aku minta dia menjelaskannya, biar dia lebih banyak bicara.”—Jared, 21.
Aku orangnya pemalu, jadi aku memaksa diri untuk mengobrol dengan orang lain. Tapi, supaya punya teman, kita harus ramah. Jadi, aku mulai ngobrol.”—Leah, 16.

Sumber : http://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/keluarga/kaum-muda/bertanya/aku-merasa-tidak-diterima/